Mesin Barista, Pembuat Latte Otomatis


Liputan6.com, Shizuoka: Ingin membuat kopi yang enak biasanya membutuhkan barista. Namun, di Jepang, ada "mesin barista" untuk membuat latte atau minuman berbahan kopi lain. Mesin barista itu ada di wilayah layanan Fujigawa di Shizuoka, Jepang.

Berbagai minuman yang tersedia untuk pembelian termasuk kopi tetes, americano, moka, caff latte, dan cappuccino. Bahkan, Matcha au lait dan cokelat panas juga tersedia. Setelah menekan tombol sebuah tampilan video langsung menyala. Kemudian, proses pembuatan kopi juga diperlihatkan.

Pertama kali, video menunjukkan saat biji kopi digiling. Kemudian setelah berubah menjadi kopi dipindahkan dalam ruang berlabel air panas dijalankan, serta dicampur dengan secangkir susu dan es. Setelah kopi selesai dibuat, sudut kamera berubah menunjukkan cangkir untuk ditutup. Akhirnya, satu gelas kopi dipindahkan keluar mesin di bawah layar dengan tulisan "Terima kasih untuk menunggu!

Rasa yang diberikan untuk kopi yang dibeli di mesin barista itu hampir sama dengan gerai kopi ternama di dunia. Harga untuk satu gelas kopi berkisar dari 150 hingga 200 yen atau sekitar Rp 16 ribu hingga Rp 22 ribu. Mesin penjual otomatis dapat ditemukan di area layanan di seluruh Jepang.(RocketNews24/AIS)

Pameran Animasi Berteknologi Tinggi Digelar Di Tokyo


Liputan6.com, Tokyo: Pameran animasi dan karya seni lain yang dibuat menggunakan teknologi terbaru dibuka di Tokyo pada Rabu (22/2). Japan Media Arts Festival ini akan digelar hingga 4 maret mendatang di Pusat Kesenian Nasional, Tokyo.

Festival yang ke-15 tersebut telah menarik lebih dari 2.700 peserta dari seluruh dunia, banyak dari mereka dibuat dengan menggunakan komputer dan teknologi telekomunikasi. Dan festival ini akan sangat meriah. Pasalnya, dari hasil seleksi akan ditampilkan 150 karya animasi terbaik dari berbagai negara.

Seperti yang dilansir dalam NHK, Selasa (21/2), salah satu karya yang berjudul "Particles" telah mendapat penghargaan di kategori seni acara terbaik. Gambar ini dibuat dengan bola dan teknologi LED. Dengan bentuk melingkar sepanjang 8 meter, gambar animasi ini terlihat sangat memukau dengan sinar dan ilusi.

Sementara, karya lain bernama "SPACE BALLOON PROJECT" sebelumnya telah terpilih sebagai karya terbaik di kategori hiburan. Karya ini menampilkan sebuah balon yang disisipi sebuah smartphone yang dikirim ke luar angkasa sejauh 30.000 meter dari stratosfer. Balon ini telah menyiarkan gambar Bumi dan ruang angkasa melalui Internet yang sangat memukau para penonton. Proyek yang dilakukan pada Juli 2011 lalu ini telah disiarkan dan dilihat oleh sekitar 380.000 orang.(RZK/MEL)

Yokai Train, (妖怪電車) Kereta Hantu Paling Terkenal Di Jepang


Kereta Api Yokai merupakan daya tarik yang cukup menyerakan saat musim panas di Kyoto, Jepang. Salah satu kereta api listrik ditumpangi oleh monster menakutkan yang mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak yang sedang liburan bersama keluarga mereka.Jika Anda sedang mencari cara untuk menakut-nakuti anak anda yang nakal dan sampai mereka menyerah, kereta listrik rakasa Kyoto, menjadi pilihan untuk sebuah atraksi mengerikan di mana yokai (monster Jepang) menjadi nyata.Untuk anak-anak setidaknya, karena orang dewasa akan tahu hanya aktor yang berperan sebagai hantu-hantu memakai kimono putih dan topeng menakutkan. even ini diperkenalkan oleh perusahaan Railroad Listrik Keifuku, pada tahun 2007, dan begitu populer sehingga menjadi tradisi tahunan yang ditunggu-tunggu.Bagian luar kereta dicat dengan gambar-gambar monster tradisional Jepang, sementara interior dilengkapi dengan lampu biru yang cukup menyeramkan dan potongan tangan manusia tergantung dari langit-langit. dari speaker stasiun, terdengar suara-suara seram , saat monster dan hantu dibiarkan memasuki kereta. Beberapa mengenakan kimono putih,topeng putih dan mahkota segitiga putih (yang berarti mereka sudah mati), sementara yang lain memakai topeng menyeramkan dan kain robek. Beberapa anak yang lebih tua bereaksi cukup baik untuk yokai, tetapi yang lebih muda menangis dan menjerit, sementara ibu mereka dan orang-orang dewasa lain tersenyum melihat anak-anak mereka dikerjai. Kedengarannya agak kejam, tetapi saat di stasiun terakhir dari tur kebanyakan anak-anak mulai bisa berteman dengan monster dan hantu-hantu made in japan ini.Kereta Yokai, seperti sebuah perjalanan kereta api dengan tema yang unik, diperkenalkan untuk merevitalisasi daerah perkotaan , tetapi ada orang yang mengatakan itu hanya cara untuk menakut-nakuti anak-anak agar mereka dapat merasakan dingin di malam-malam musim panas. Jika Anda di Kyoto bulan Agustus ini dan ingin naik pada Kereta Yokai, Anda harus tahu kereta hantu ini hanya akan dioperasikan sampai 28 Agustus, pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu malam.

sumber  bodrexcaem

Asakusa Bekas Daerah Lampu Merah Yang Menyenangkan Di Jepang



Oleh Syanne Susita 
Tempat pertama yang saya datangi begitu mendarat di Tokyo adalah Asakusa. Terletak dekat sungai Sumida, saya yakin akan banyak lokasi menarik yang bisa dilihat. Dari bandara, saya naik kereta ke Ueno dan kemudian menyambung lagi dengan kereta bawah tanah jalur Yamanote, menuju stasiun Asakusa.Sebagai bekas daerah lampu merah di zaman Edo (sebutan Tokyo jaman dulu), kabarnya beberapa tempat hiburan di Asakusa masih melestarikan geisha sebagai pelayan para tamu. Juga sebagai daerah pusat hiburan, di sekitar Asakusa banyak ditemui teater kabuki dan rumah penginapan (ryokan) dengan harga terjangkau. Khaosan-Tokyo, losmen andalan para turis ransel, juga terletak di daerah ini.

Penginapan ini selalu menjadi andalan saya setiap kali berlibur ke Tokyo. Memesan tempat ini sebaiknya dari jauh-jauh hari karena sering penuh. Namun, kalaupun tidak dapat, tidak usah terlalu panik karena banyak penginapan sejenis dengan harga yang beda-beda tipis dengan Khaosan-Tokyo sebagai alternatifnya.Bila sedang sial, keluar dari salah satu pintu stasiun kereta bawah tanah, terdapat hotel kapsul. Di Asakusa Riverside Capsule Hotel ini, enaknya terdapat satu blok yang dikhususkan untuk perempuan.

Buat yang ingin sedikit “bertualang” mencoba gaya hidup setempat, tidak ada salahnya mencoba menginap hotel kapsul. Sebenarnya, dibanding kamar yang dibagi banyak orang di losmen turis ransel, menginap di hotel kapsul lebih nyaman dan punya lebih banyak privasi.

Seperti fasilitas hotel, yang menginap di situ, tidak perlu membawa handuk, peralatan mandi sendiri karena sudah disiapkan. Tempat tidurnya pun lebih empuk dan hangat. Di dalam kamar kapsul yang mungil itu juga tersedia televisi di dalam.

Kalau ingin melepaskan penat, hotel kapsul ini juga menyediakan rumah mandi yang lengkap dengan fasilitas sauna dan kolam air panas. Yang membedakan dengan hotel ya, kamarnya yang super mungil. Kalau membawa koper besar, tidak perlu bingung juga karena disediakan loker. Jika kopernya ukuran masuk kabin, simpan di kapsul pun masih cukup sebenarnya.Daerah Asakusa juga memang masih menyimpan banyak bangunan tua yang menarik untuk dikunjungi. Yang paling terkenal adalah kuil Sensoji, salah satu kuil tertua dan terbesar di Tokyo. Kuil ini dibangun abad ketujuh, namun hancur saat Perang Dunia dan dikonstruksi ulang beberapa tahun setelah perang selesai. Lokasi kuil ini tidak jauh dari stasiun. Cukup berjalan kaki sekitar 500 meter, kuil ini pasti ditemukan.

Di depan pintu gerbang yang disebut Kaminarimon, saya dibuat takjub dengan lampion merah berukuran super besar. Di samping kiri kanan lampion besar itu, terdapat patung yang dipercaya merupakan dewa petir dan angin. Setelah melewati pintu gerbang ini, jejeran toko cendera mata dan cemilan langsung menyambut. Jejeran toko ini terletak di jalan yang hanya berbentang sekitar 250 meter ini dikenal dengan jalan Nakamise.Salah satu toko kue camilan di sini dengan antrian paling panjang. Saya sempat penasaran. Akhirnya saya ikut mengantre. Jika melihat dari foto-foto yang dipajang di dinding toko, sepertinya setiap kali orang penting seperti pangeran Jepang berkunjung ke kuil ini, pasti menyempatkan mampir ke toko ini.

Cemilan atau lebih tepatnya bisa dibilang gorengan ala Jepang ini memang enak. Terbuat dari tumbukan kacang merah atau hijau yang kemudian digoreng dan ditaburi berbagai bibit seperti wijen. Dimakan panas-panas, cemilan ini menjadi salah satu cemilan yang membuat ketagihan. Saking senangnya, saya sempat bela-belain membungkus beberapa untuk dibawa pulang kampung.

Setelah jalan Nakamise, kuil Sensoji segera terlihat. Di depan kuil, ada gerbang utama Hozomon yang menampilkan simpulan tali super besar. Di sisi kiri, terdapat pancuran dimana semua orang sebelum masuk ke kuil membersihkan muka dan meminum air di situ. Di samping kuil, masih ada juga beberapa bangunan kuil yang ukurannya sama besarnya dengan Sensoji. Di sebelah kiri Sensoji, ada pagoda dengan desain atap yang paling menarik perhatian, yaitu Gojunoto.Selain menikmati keindahan detail arsitek kuil dan menyaksikan salah satu ritual beribadah penduduk Jepang, jika beruntung, pada hari-hari tertentu sering terdapat beberapa festival atau biasa disebut matsuri. Walau tidak sebesar Sanjamatsuri, saya sempat menangkap festival kecil yang diadakan di Asakusa ketika mengunjungi di musim panas.

Saat festival tersebut hampir di sekeliling kuil dipenuhi dengan kios berjualan bunga berwarna oranye yang terus terang baru saya lihat. Bunga ini kabarnya bisa bagus untuk kebersihan tubuh wanita. Selain itu, Asakusa pun berubah menjadi surga kuliner makanan jalanan. Yang menakjubkan adalah betapa sesaknya jalanan dan gank di sekitar kuil malam itu.

Jika malas berkeliling di sekitar Asakura dengan berjalan kaki, bisa menggunakan transportasi alternatif , yaitu mencoba becak yang ditarik langsung oleh orang, tidak dengan sepeda. Yang unik adalah semua penarik becak ini menggunakan kimono pendek hitam, celana pendek hitam, dan sepatu hitam.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah  mencoba jinriksha ini tidaklah murah dan harus berani sedikit menawar. Saya sempet ngeper untuk menawar karena kesulitan bahasa. Untung ada kalkulator di telepon genggam dan berhasil keliling Asakusa dengan becak khas Jepang ini dengan harga 3500 yen (Rp 350 ribu). Mahal sih, karena keliling-kelingnya tidaklah terlalu lama (sekitar setengah jam saja) sebenarnya tetapi demi sebuah satu pengalaman, ya, sekali-kali saja, saya rela.Menyusuri belakang kuil, terlihat banyak sekali teater kabuki dengan bentuk arsitektur kuno dan hiasan bunga warna-warni digantung di bagian depan teater. Selain itu, jejeran teater kabuki, saya juga melewati taman hiburan dan jalan yang dikenal memiliki maskot rakun. Hampir di setiap sudut terdapat patung rakun perak. Bahkan di satu sudut terdapat pagoda kecil khusus untuk memberi penghargaan pada binatang ini. Di toko cendera mata di jalan ini juga berjejeran patung-patung rakun dengan desain yang lucu.Ingin rasanya menepuk si penarik becak ini untuk berhenti sejenak agar saya bisa membeli cendera mata yang lucu itu. Tapi, apa daya, walau ditarik dengan tenaga manusia, becak saya ini berjalan kencang membuat saya malas untuk berhenti dan memilih menikmati suasana saja dari tempat duduk.

sumber yahoo

Di Jepang Facebook Kalah Dengan Mixi Situs Jejering Sosial Putra Indonesia

Di jepang, situs jejaring sosial paling populer bukan Facebook --apalagi Friendster. di Negeri Matahari Terbit, situs Mixi-lah yang jadi raja. Ternyata di balik Mixi adalah seorang indonesia.



Cerita soal orang indonesia di balik situs Mixi didapati dari seorang guide bernama Rita, saat wartawan detikOTO Dadan Kuswarahardja mengunjungi Tokyo, jepang, dalam rangka Tokyo Motor Show.
Rita-san, orang indonesia yang sudah menjadi Warga Negara jepang, mengatakan di jepang situs jejaring sosial yang populer memang bukan Facebook atau Friendster. Situs Mixi.jp lebih disukai karena menggunakan tulisan kanji yang hanya dimengerti oleh orang jepang atau mereka yang secara khusus mempelajarinya.



Uniknya, Rita-san mengatakan, situs ini sebenarnya dibuat oleh orang indonesia. "Ceritanya dulu dia kerja di jepang, dia sering buka-buka Friendster pas kerja. Pas bosnya ngeliat penasaran, tertarik dan akhirnya bikin situs jejaring sendiri," tutur Rita-san.



Menurut Rita-san, situs Mixi kemudian menjadi populer dan disukai banyak orang di jepang. Tentunya juga mendatangkan uang lewat iklan di dalamnya. "Bos ini kemudian membalas budi dan menjadikan orang indonesia itu komisarisnya Mixi," tutur Rita-san.



Tentunya, cerita dari mulut ke mulut semacam ini bisa jadi penuh dengan distorsi dan bumbu-bumbu. Apalagi Rita-san kemudian tidak ingat nama orang indonesia yang sukses di Negeri Sakura tersebut.



Penelusuran singkat yang dilakukan detikINET lewat Google, Rabu (28/10/2009), menemukan beberapa 'jejak' Mixi dan pembuatnya. di Alexa, misalnya, Mixi memang menduduki posisi tinggi (no Cool di jepang. Facebook tak nampak di jajaran 20 besar situs di jepang versi Alexa tersebut.



Pengembang Mixi pun terlacak dalam kehadirannya di MySQL User Conference 2006. di sana nama Batara Kesuma --yang sangat 'Indonesia'-- tercatat sebagai pembicara, ia disebut sebagai lulusan Computer Science dari Takushoku University, Tokyo, dan pada 2006 tercatat sebagai Chief Technology Officer Mixi Inc.



Selain itu, nama Batara juga tercatat di Wikipedia sebagai Batara Eto. disebutkan bahwa pria kelahiran 1979 itu telah menjadi Warga Negara jepang sejak 2007 dan mengubah nama belakangnya menjadi Eto sesuai nama belakang Kakeknya yang merupakan orang jepang. Namun tulisan di Wikipedia ini tidak menyebutkan sumber yang jelas.



Meski mungkin bukan lagi Warga Negara indonesia, sukses Batara di Negeri Sakura bolehlah jadi teladan bagi generasi muda di indonesia. pada usianya yang relatif muda Batara telah sukses 'mengalahkan' Facebook di jepang. Jika Batara Bisa, Anda juga bisa.



ini data setatistik penggunaan twitter, facebook, dan mixi dari 2009 - 2010 dijepang



 sumber zonaunikdanmenarik 



Harajuku, Perpaduan Tradisional dan Modern


Pada sebuah Minggu sore, saya berkesempatan menginjakkan kaki di Harajuku, Tokyo. Dari stasiun pemberhentian kereta JR saya menyeberang jalan dan sampai di Takeshi Dori, jalan yang menjadi ciri khas tempat anak muda Jepang mengekspresikan diri ini.

Tujuan pertama adalah gerbang Harajuku. Sepanjang jalan menuju gerbang, puluhan remaja Tokyo tampil dengan berbagai gaya dandanan (biasa disebut “cosplay”, singkatan dari costume play), mulai dari gothic hingga anime. Yang unik, banyak juga turis sengaja berdandan gothic dan ikutan tampil sepanjang jalan. Seandainya, saya percaya diri seperti mereka!Ada juga yang ngamen, lengkap dengan drum dan gitar elektrik dan juga penyedia jasa kaligrafi Jepang dengan berbagai model tulisan kanji yang digelar di tengah jalan. Yang terakhir ini, sepintas seperti jajaran tukang tato jalanan di daerah Melawai-Blok M Jakarta.Gerbang Harajuku merupakan titik awal jalan setapak menuju Meiji Jingu, kuil yang menjadi saksi sejarah periode Meiji. Daerah Harajuku memang merupakan perkawinan tradisional dan modern. Di sebelah kiri, di daerah Yoyogi menampilkan unsur tradisional, sementara di sisi kanan, Harajuku modern, mulai dari bangunan dan gaya hidupnya (makanan, kostum, butik, dan pengunjungnya)
Sepanjang jalan menuju kuil, kita bisa melihat jajaran drum anggur yang dulunya adalah lokasi tempat penyimpanan anggur milik kaisar. Masuk ke dalam jalan setapak yang ada di kiri jalan, kita akan digiring menuju taman Yoyogi yang asri. Puas menikmati hijaunya taman, kita melanjutkan ke kuil Meiji. Di kuil ini, kita bisa menyampaikan keinginan kita di papan kayu (dijual seharga 500 yen). Papan kayu ini kemudian digantung di satu papan besar yang ada di halaman kuil.
Saya balik ke stasiun Harajuku untuk merasakan kepadatan jalan Takeshi, yang merupakan daya tarik Harajuku. Harus diakui kepadatan orang yang lewat di jalan ini di Minggu sore memang tidak kalah dengan kerumunan di PRJ Kemayo
ran. Sambil berdesak-desakan, saya melihat baju dan aksesori yang dijual di sepanjang jalan.Dari kejauhan, di salah satu jalan kecil menuju kawasan butik mewah Omotesando, saya melihat antrean panjang orang membeli takoyaki! Pilihan takoyaki di daftar menu agak membuat saya kagok, tapi akhirnya saya mencoba takoyaki dengan saus mentaiko.

Sambil menyantap takoyaki, saya menyusuri Omotesando, daerah yang sering disebut Champs-Elysees-nya Tokyo. Di belakang toko mewah, terlihat beberapa gedung menjulang yang merupakan apartemen mewah yang menjadi tempat tinggal banyak selebritas Jepang. Konon salah satu gedung tinggi itu adalah tempat tinggal penyanyi wanita Jepang terkenal, Ayumi Hamasaki.Sedangkan menengok ke dalam toko-toko di sepanjang jalan ini memang membuat mata segar. Tetapi jelas membuat kantong menjerit kalau nekat berbelanja di sini. Ketika masuk toko Nike, misalnya. Seperti model-model sepatu yang dijual model terbatas.


 sumber yahoo oleh syanne susita

Ginza, Daerah Belanja Kelas Atas Tokyo


Pada sebuah Sabtu saya mengunjungi daerah Ginza, daerah perbelanjaan kelas atas di Tokyo (kalau di LA, seperti Rodeo Drive Beverly Hills). Dari tempat saya menginap di Asakusa, saya tinggal naik jalur oranye (Metro Ginza line) dan langsung turun di stasiun Ginza.Setiap akhir pekan pada April hingga September, jalan yang membelah Ginza ditutup dan dikhususkan bagi pejalan kaki. Terdapat beberapa tenda dan bangku untuk beristirahat. Nah, di sinilah kesempatan saya melihat gaya hidup keseharian penduduk setempat.

Yang paling menarik disimak tentu gaya pakaian. Amat berbeda dari para anak muda di Harajuku. Warga di sini kebanyakan sudah mapan sehingga pilihan warna dan potongan baju mereka terlihat lebih mahal dan berkelas.
Di pinggir jalan banyak beberapa pengamen jalanan atau seniman jalanan lainnya seperti pesulap atau pantomim dan pedagang kaki lima yang menjual mainan anak-anak. Lumayan menjadi hiburan mata. Beberapa pengendara sepeda juga berseliweran.

Jika mengunjungi Ginza, bersiap-siaplah kagum dengan tampilan di setiap jendela toko-toko mewah. Desain kerap berubah mengikuti musim dan produk baru. Beberapa toko sukses membuat saya berhenti sejenak untuk menikmati desain jendela toko mereka. Mikimoto, desainer perhiasan dari mutiara sekaligus pencipta mutiara warna warni yang sering mensponsori ajang Mrs. Universe ini sengaja membuat taman kecil di depan dan boks jendela kecil yang membuat orang penasaran untuk mengintip.Selain itu, Apple dengan desain toko serba metalik seolah menggambarkan kotak dari masa depan juga sulit untuk ditolak magnetnya. Terletak di persimpangan Chuo Dori dan Matsuyama Dori, toko dengan tujuh lantai ini adalah surga bagi penggemar produk Apple — dengan bioskop khusus yang memutar video tutorial produk-produk Apple.

Selain butik, pusat perbelanjaan mewah seperti Matsuya, Hankyu, dan Printemps (pusat perbelanjaan lisensi dari Perancis) berjejeran juga di sepanjang Chuo Dori. Saya memilih hanya memasuki Matsuya untuk menikmati suasananya. Selebihnya cukup ditelusuri dari depan, menikmati berbagai pajangan di jendela depan.Di salah satu persimpangan jalan dengan Chuo Dori ini, ada satu jalan dengan jejeran pohon buah ceri (bahasa Jepangnya, Sakura) yang kebetulan sedang berbunga. Saya lebih menikmati merekahnya bunga Sakura dengan alasan sederhana, karena di negara sendiri tidak bisa mengalami hal seperti ini.Setelah lelah menyusuri Chuo Dori, saya sempat mengalami dilema. Menghabiskan malam dengan menonton film atau mengisi perut sambil ngaso sebentar di salah satu restoran?

Soalnya, rekomendasi dari teman, salah satu yang harus dicoba di Ginza ini adalah menonton di salah satu bioskop di situ. Namun, saya kemudian membatalkan niat menonton setelah melihat semua film yang diputar film berbahasa Jepang tanpa teks bahasa Inggris.

Saya pun menghabiskan malam di Ginza dengan menyantap udon termahal yang pernah saya makan, yaitu unadon (udon belut) seharga Rp 275 ribu di salah satu restoran.

 sumber yahoo oleh syanne susita

Shibuya Tongkrongan Malam Paling Sibuk di Tokyo


Entah mengapa Shibuya selalu menjadi tempat nongkrong favorit saya setiap kali mampir ke Tokyo. Daerah perbelanjaan yang terletak di sebelah barat Tokyo ini selalu terlihat sibuk, terutama jika dilihat dari pejalan kaki yang lalu-lalang.

Kesibukan itu justru membuat perasaan nyaman sekaligus semangat seperti sedang merasakan detak jantung sebuah kota.

Saat larut malam dan suhu semakin dingin, menikmati waktu sendirian di pojok Starbucks yang berada di gedung Qfront adalah sebuah relaksasi tersendiri. Gedung QFront ini tutup sampai jam 2 pagi, sedangkan Starbucks tutup sampai jam 4 pagi. Jadi, puas deh kalau cuma ingin leyeh-leyeh, sambil merasakan sedikit gaya bergaul anak muda Tokyo.Sambil ditemani cafe latte, saya menikmati pemandangan lalu-lalang para pejalan kaki melintas penyeberangan Shibuya yang terkenal paling ramai itu. Seru sekali melihat orang berjalan dari lima arah jalan seperti menuju satu titik di tengah, tetapi tidak ada yang bertabrakan. Dan begitu lampu berganti warna, serentak pejalan kaki “menghilang”.Shibuya memang dikenal daerah trendi di kalangan muda Tokyo. Barang yang dijual di daerah ini pun kebanyakan untuk konsumsi anak muda seperti peralatan elektronik, CD dan DVD. Model baju dan desain aksesoris yang dijual di toko ataupun mal di situ pun menunjukan selera untuk anak muda.

Harganya cukup  terjangkau untuk model baju yang cukup unik dan tidak mungkin dijual di Indonesia. Tempat yang wajib dimasuki adalah Shibuya 109 (Shibuya ichi maru kyu). Di gedung sepuluh lantai terdapat ratusan butik kecil.Walau sempat berbelanja beberapa baju di situ, bagi saya, Shibuya adalah surga untuk berburu koleksi langka CD dan DVD. Di gedung QFront, terdapat Tatsutaya Records yang terdiri dari enam lantai. Di bagian basement, dijual pula CD, DVD, komik/manga, sampai VHS dan piringan hitam bekas dalam kondisi yang masih bagus. Saat membeli, kita diberi garansi tiga hari jika barang bekas itu rusak.

Dari toko musik ini juga, mata saya seperti terbuka mengapa penjualan fisik produk-produk hiburan di Jepang bisa terus hidup. Di lantai atas ada yang khusus untuk penyewaan semua produk yang dijual, termasuk koleksi terbaru mereka. Begitu juga di toko rekaman lainnya seperti Tower Records, Disk Union, RECOfan dan Apple Store yang letaknya berdekatan satu sama lain.

Bahkan, beberapa toko terakhir menyediakan juga meja dan booth untuk penjualan musik online. Dengan berbagai pilihan untuk mengkoleksi musik yang begitu mudah di lokasi strategis pula, wajar jika bisnis musik di Jepang menjadi salah satu “raja” di dunia.

Daerah yang juga wajib dijelajahi saat mampir di Shibuya adalah Center-gai. Gang kecil ini tidaklah terlalu panjang, hanya sekitar 36 meter tetapi di sepanjang jalan inilah berjejeran restoran, toko ramen, bar, butik, arkade permainan dan berbagai macam toko. Jalan ini merupakan daerah tersibuk di Shibuya.Di kebanyakan toko ramen, biasanya tidak ada pelayan dan menu. Yang ada hanya mesin dengan banyak tombol yang dipajang di depan toko. Saya terus terang sempet keder melihat ini. Ternyata, setelah memperhatikan agak lama mesin tersebut. Saya pun baru mengerti. Mesin ini melakukan multi-tasking.Pertama, sebagai menu makanan. Sebelum masuk ke dalam tempat makan, kita memesan dan membayar lewat mesin ini. Tekan tombol jenis makan yang ingin kita makan, masukkan uang sejumlah harga makanan yang dipesan. Jika ada kembalian, maka di bagian bawah mesin ada lobang khusus tempat uang kembalian keluar dari situ. Di bawah tombol makanan yang kita pesan pun otomatis akan keluar tiket. Prinsipnya seperti membeli tiket kereta bawah tanah.

Setelah masuk ke dalam, kita tinggal menyodorkan tiket makanan yang kita inginkan. Saking efisiennya, minuman pun diambil sendiri di meja yang disediakan. Seperti layaknya restoran cepat saji di luar negeri, meja makannya jarang menyediakan bangku. Jadi, menyantap ramen sambil berdiri. Saat restoran penuh, saya pun kadang seperti di dalam kendaraan umum karena harus bergeser agar menyelipkan satu tamu lagi.

Dalam memilih menu yang biasanya ditulis dengan huruf kanji, sehingga harus cermat. Jangan sampai salah memilih. Memang terkadang ada gambar ramen di atas tombol harga sebagai ilustrasi, tetapi perhatikan juga ukuran. Jangan sampai menekan tombol ukuran besar. Nanti kebingungan sendiri bagaimana menghabiskannya.

Juga jangan terpancing dengan poster promo di depan jika sedang berpergian sendirian karena biasanya paket hemat yang dipromosikan dan itu biasanya dua porsi makanan.

Daya tarik utama Shibuya lainnya adalah — ini mungkin yang paling terkenal karena sampai dibuat film — patung Hachiko. Patung ini merupakan patung penghormatan kepada seekor anjing yang setia menunggu kepulangan tuannya di depan stasiun, walau tuannya telah meninggal.Dekat patung terpahat juga sekitar 20 anjing sejenis Hachiko di dinding salah satu stasiun sepanjang lima belas meter.  Di sekitar patung ini, biasanya dijadikan tempat pertemuan. Jika malam tiba, daerah ini juga semakin ramai karena banyak musisi jalanan yang ngamen di sini.Kalau kantong lagi tipis, ketimbang nongkrong di Starbucks, lebih baik ke sini. Toh, suasanannya jelas lebih hidup.

 sumber yahoo oleh syanne susita

Robot Avatar Dikembangkan Ilmuwan Jepang


Liputan6.com, Tokyo: Telesar V, robot terbaru buatan ilmuwan Jepang, dibuat dengan teknologi seperti robot-robot genetis yang ada di film besutan Hollywood, Avatar. Di film tersebut digambarkan bahwa tentara Amerika Serikat mampu mengendalikan dari jarak jauh robot-robot yang dibuat menyerupai ras teresterial yang ingin mereka susupi.

Telexistence Surrogate Antropomorphic Robot adalah nama panjang dari robot yang memungkinkan manusia mengendalikan aksi robot, sekaligus melihat, mendengar dan merasakan hal yang sama yang dialami robot.

Robot ini dioperasikan dengan kontrol dari manusia. Untuk mengoperasikannya, seseorang harus menggunakan perlengkapan khusus yang terdiri dari perlengkapan di kepala, sarung tangan, dan rompi yang gunanya untuk mengendalikan aksi robot.

Sarung tangannya dibuat dari bahan poliester tipis yang dilapisi semikonduktor dan motor kecil agar pengguna bisa merasakan apa yang disentuh robot, mengenali berbagai macam sensasi seperti permukaan yang lembut, bergelombang, dan panas atau dingin.

Untuk penglihatan, robot akan menangkap situasi sekitar dengan kamera yang diletakan di mata. Gambaran kamera kemudian akan muncul dalam format tiga dimensi pada layar video di depan mata pengendali.

Sho Kamuro, peneliti yang mencoba mengoperasikan robot mengungkap pengalamannya. "Saat saya mengenakan perlengkapan pengoperasiannya dan menggerakkan tubuh, saya melihat tangan saya berubah jadi tangan robot," kata Sho.

Profesor Susumu Tachi, ahli virtual reality dari Keio University mengatakan, robot seperti ini dikembangkan untuk membantu pekerjaan manusia. Salah satunya untuk masuk ke tempat-tempat yang terlalu bahaya jika didatangi manusia.

Salah satu skenarionya adalah menggunakan robot ini untuk masuk ke Fukushima Daiichi, kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak akibat gempa dan tsunami tahun lalu. "Penting bagi kami untuk membuat robot-robot yang mampu bekerja di kawasan radioaktif dan itu adalah tujuan kami," Susumu menandaskan.(NatGeo/ADO)

Songs by Namie Amuro, EXILE For Valentine's Day



TOKYO
Songs by Namie Amuro and EXILE are the most popular requests for Valentine’s Day, according to research by karaoke company Daiichi Kosho.
“Love Story,” which was released by Amuro, 34, last December, is the No. 1 Valentine song by a female artist, while “Lovers Again”—a January 2007 release by EXILE—is No. 1 for male artists.
The results were tabulated from Daiichi Kosho’s “DAM series” karaoke system which records how often people sing certain songs.


sumber Japan Today

Perayaan Valentine Day Yang Unik di Jepang


Di Jepang, Hari Valentine dirayakan dengan cara yang agak unik. Wanita memberikan hadiah pada pria berupa cokelat serta hadiah lainnya.hanya para wanita yang memberi hadiah (terutama coklat) untuk pria. Wanita Jepang biasanya terlalu malu untuk mengungkapkan cinta mereka. Oleh karena itu, Hari Valentine dianggap menjadi kesempatan besar untuk membiarkan wanita mengekspresikan perasaan mereka. Tradisi pemberian coklat ini memberikan keuntungan yang sangat besar bagi toko penjual coklat. Sekarang perusahaan cokelat di Jepang menjual lebih dari setengah dari penjualan tahunan mereka selama seminggu sebelum Hari Valentine.
Hadiah coklat dibagi menjadi tiga jenisyaitu: giri choco (coklat wajib), honmei choco (coklat untuk pria wanita serius) dan tomo choco (coklat untuk teman-teman perempuan wanita itu) .. Giri choco diberikan oleh perempuan untuk atasan mereka di tempat kerja dan juga untuk laki-laki lain rekan kerja. Sudah lazim bagi seorang wanita untuk membeli 20 sampai 30 kotak berbagai jenis coklat untuk dibagi dikantor tempat dia bekerja.
Pria diharuskan  mengembalikan hadiah kepada wanita pada hari yang disebut “White Day” yaitu Pada tanggal 14 Maret, tepat satu bulan setelah Hari Valentine, pria yang cukup beruntung untuk menerima hadiah cokelat memiliki kesempatan untuk membalas budi dengan memberikan hadiah kepada wanita yang memberi mereka hadiah cokelat, untuk beberapa alasan atau lainnya, tampaknya hadiahnya akan berharga sedikit lebih tinggi daripada pembelian perempuan). Hadiah-hadiah cokelat tersebut akan dibawa para pria dalam sebuah  kotak putih itulah sebabnya hari itu disebut “White Day"

Karakter Dalam Seri Hunter X Hunter (ハンター×ハンタ)


Hunter × Hunter (ハンター×ハンター Hantā Hantā?) adalah serial manga karya Yoshihiro Togashi, yang bercerita tentang anak laki-laki berusia 12 tahun bernama Gon Freecss, dan usahanya untuk menemukan ayahnya, Ging Freecss. Ging adalah seorang Hunter, yang dalam cerita Hunter × Hunter yaitu anggota dari suatu kelompok elit yang memiliki segala macam izin untuk melakukan apapun dimanapun.

Karakter

  • Gon Freecss: Seorang anak laki laki berumur 12 tahun yang mengembara untuk menemukan ayahnya yang sudah lama pergi dan tak pernah kembali. Gon mempunyai indera yang sangat tajam karena terbiasa hidup dihutan dan tidak takut pada monster. Gon sangat polos, baik dan setia kawan. Dia bertemu dengan Killua pada ujian hunter dan sejak saat itu Gon dan Killua menjadi teman yang baik. Memiliki Nen bertipe Kyouka, atau penguat, yang sering digunakan secara spesifik oleh Gon untuk melancarkan pukulan yang amat kuat. Jurus spesialnya adalah Jajanken.
  • Killua Zaoldyeck: Anak dari keluarga pembunuh bayaran yang sangat terkenal dan ditakuti oleh banyak golongan. Memiliki sifat yang sangat cuek dan suka semaunya sendiri. Dia bertemu dengan Gon pada ujian hunter, namun sayang dia gagal dalam ujian hunter yang pertama karena tekanan kakaknya, Illumi Zaoldyeck. Karena paksaan kakaknya itu, setelah ujian hunter Killua terpaksa ikut kembali kerumahnya. Karena perjuangan tekad Gon, Kurapica,dan Leorio yang nekad menerobos masuk ke rumah keluarga Zaoldyeck di Kururu Mountain, maka akhirnya Killua pun ikut kembali bersama Gon, dan dari saat itu Gon dan Killua tidak pernah berpisah. Killua memiliki Nen bertipe Henka, atau transformasi. Killua mengubah kekuatan Nen miliknya menjadi suatu kekuatan listrik yang cukup mematikan. Killua telah dilatih sedemikian rupa untuk menjadi seorang pembunuh, terbukti dengan mampunya ia membuka 3 pintu gerbang rumahnya, yang notabene beratnya 16 ton. Killua juga tahan terhadap racun dan aliran listrik.
  • Leorio: Orang yang suka humor, bahkan kadang-kadang saat bertarung-pun ia sesekali bercanda. Merupakan salah satu teman baik Kurapica.Dia memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter karena dia pernah kehilangan seorang teman yang sangat akrab dengan dia,ia tak dapat menyembuhkan temannya itu. dia ikut ujian hunter pun hanya karena dia membutuhkan dana untuk ikut kuliah di universitas kedokteran, pada akhirnya dia berhasil menjadi seorang dokter. Sejauh ini, Leorio hanya menguasai 'Ten' dari 4 dasar 'Nen'.
  • Kurapika: Lelaki yang "cantik" ini berumur 16 tahun,ia membuat banyak orang bertanya-tanya apakah dia lelaki atau perempuan. Leorio pernah ingin mengajukan tebakan, apakah Kurapica laki-laki atau perempuan saat ujian hunter di menara trik. Orang yang sangat akrab dengan Gon, bijaksana dan selalu berpikir dengan kepala dingin. Wawasannya luas karena hobinya membaca buku (terutama buku sejarah). Walau demikian, saat mendengar tentang Genei ryodan, sifat kalapnya akan muncul, bersamaan dengan munculnya mata merahnya. Kurapica, sebagai keturunan terakhir suku Kuruta memiliki mata merah yang hanya akan muncul saat ia mulai marah. Kurapica sebenarnya memiliki Nen bertipe Gugenka, materialisasi, yang diwujudkan dengan rantai yang melilit tangan kanannya. Tetapi saat mata merahnya muncul, tipe Nen-nya berubah menjadi Tokushitsu, atau spesialisasi. Saat matanya berubah merah, kemampuan khususnya adalah dapat menggunakan semua tipe nen dengan tingkat kemahiran 100%. Kurapica mempunya dendam yang mendalam terhadap Genei Ryodan. 5 tahun sebelum ujian hunter,Genei Ryodan membunuh seluruh anggota suku Kuruta yang mendiami wilayah Rukuso.Banyak orang memburu mata merah dari suku Kuruta. Saat terjadi pelelangan di Yorkshin city, sepasang bola mata suku Kuruta terjual dengan harga 2,9 milyar.
  • Hisoka : Pria misteris yang kuat dan aneh. Sifatnya yang nyentrik, sesuai dengan penampilan sehari-harinya mirip seorang pesulap atau badut (pierrot). Dia bertemu dengan Gon saat ujian hunter dan tertarik akan keberanian Gon dalam menolong Leorio. Menganggap bahwa Gon memiliki kekuatan potensial yang hebat, Hisoka berusaha menghindar untuk membunuh Gon, karena menunggu sampai kekuatan Gon cukup "matang untuk dipanen". Seorang anggota laba-laba atau Genei Ryodan (palsu, karena nomor punggungnya yang bernomor 4 hanya tempelan di punggungnya), walau sebenarnya ia hanya masuk dalam Genei Ryodan demi melawan sang pimpinan, Kuroro Lucifer. Sama seperti Killua, nen Hisoka bertipe Henka. Hyosoka mengubah nen-nya menjadi mirip seperti permen karet (Bungee Gum).Hisoka kemungkinan memiliki ketertarikan dengan salah satu anggota Genei Ryodan, Machi.
  • Ging Freecss : Merupakan seorang hunter yang diakui sebagai salah satu hunter terhebat pada masa itu. Ging merupakan ayah dari Gon dan merupakan alasan kenapa Gon berusaha untuk menjadi seorang hunter profesional. Saat Gon masih sangat kecil, Ging meninggalkan Gon dalam perawatan Mito dan ibunya, sementara Ging sendiri menghilang tidak jelas kemana. Ging memiliki tipe nen Tokushitsu atau spesialisasi. Ging adalah salah satu dari 11 pencipta game Greed Island, yaitu Ging, Razor, Elena, Eeta, dan Dwun (aslinya Wdwune), sedangkan untuk 5 orang lagi tidak diketahui asal usulnya.
  • Bibi Mito : Adik dari istri Ging Freecss, dia juga mencintai Ging, namun Ging lebih mencintai kakaknya. Dialah yang merawat Gon, sejak Gon masih kecil hingga dia berumur 12 tahun. Dia sangat membenci Ging, karena mengganggap Ging tidak bertanggung jawab dengan menelantarkan Gon begitu saja. Dia tidak langsung memberi Gon izin saat ia akan pergi untuk mengikuti ujian hunter, karena dia takut Gon akan menjadi orang seperti Ging di masa depan.
  • Silva Zaoldyeck : Merupakan ayah dari Killua Kaoldyeck yang memiliki kekuatan nen yang sangat dasyat, dia merupakan salah satu mesin pembunuh dari keluarga Zaoldyeck, kemungkinan dia meiliki nen bertipe henka yang sama dengan Killua, dia sudah membunuh 10000 orang atau bahkan lebih dari 1000000 orang. dia merupakan pembunuh bayaran yang sangat professional. Meskipun seorang pembunuh yang kejam, sebenarnya dia sangat menyayangi Killua lebih dari saudaranya yang lain.

 sumber wikipedia

Gekko Moriah Profile (ゲッコー・モリア) onepiece


Gekko Moriah (ゲッコー・モリア Gekkō Moria?) was a member of the Shichibukai who resided on the largest ship in the world, Thriller Bark. His former bounty was Bsymbol.gif320,000,000. He was also the main antagonist of the Thriller Bark arc.

Appearance

Moriah is a gargantuan person with very distinct devil-like features. Standing at 22' 7'' in height, he was the tallest among the Shichibukai before his position was revoked. His animal theme is a gecko, based off his general appearance, the claw like endings of his gloves, and his collar resembling a lizard frill. His overall design resembles a giant leek.[2][3][4]
Moriah's hair is red (purple in the anime) and sticks straight up, splitting in two and slightly curving down near the top. He has two horns protruding from the sides of his forehead and stitches running down vertically from the top of his face and down his neck,which is rather long and thick in comparison to his body. His ears and teeth are both pointed, while his lower body is relatively fat and stubby in comparison. His skin is an almost-white pale blue and his lips are a darker shade.
His armbands and the edges of his gloves are pale blue. His coat and gloves are black whilst his pants are bright orange with pale window shapes imprinted on them. He wears a fishnet shirt. He also wears a cravat, necklace and a blue crucifix-like ornament with claw-like appendages sprouting out from three of the cross' points. During the meeting of the Shichibukai at the Marine Headquarters, Moriah added a blue cape laced with beige fur to his attire.[5]
Twenty-four years before the current storyline, Moriah looked much thinner and had a pointed chin.
In SBS Volume 63, Oda drew the Shichibukai as children. Moriah is shown to be gleefully pulling off the leg of a hapless ghost doll. His horns and hair were shorter and he was missing the cross stitches running down the middle of his face. He wore a baggy long-sleeved white shirt with suspenders and dark knee high pants. He also wore his usual long black gloves with cowboy boots with spurs and a jewel-encrusted dagger on his belt. He was also much thinner, had a chin and longer legs.
Moriah is almost always seen grinning maniacally and only seems to change expression when something bad happens to him. Like other characters in One Piece, he has a distinct laughter (Kishishishi) that he often cackles. He maintains a relaxed and laid-back stance at all times, seemingly appearing to believe he cannot lose.[6] In general, he prefers to avoid fighting altogether, or at least fighting his enemy indirectly, either making his shadow fight or ordering one of his zombies to do so.
He maintains a relaxed and laid back stance at all times, seemingly appearing to believe he cannot lose for he believes that a true pirate should fear nothing, even death. He
apparently wanted to be the new Pirate King and believed that if he has strong underlings, he could achieve his goal. Though he once claimed that he would rely on his own powers to achieve his goals, he is incredibly lazy; his motto is "relying upon others for one's own objective" (他力本願 tarikihongan?) and his favorite phrase is "You do it!!" (お前がやれ Omae ga yare?).[7]This also expands to fighting style, as he prefers to lay back and let his own shadow Doppelman battle with the powers of the Kage Kage no Mi.
He also appears to have a great knowledge about the New World and he knows well how terrifying this area is. At Thriller Bark, he told Luffy that with his current strength, he would lose his crew. Not long after that, the Straw Hats did indeed suffer a crushing defeat and separation at the Sabaody Archipelago, thus beginning a training period of two years to prepare themselves for the New World.
Moriah has a lot of experience, having fought many opponents in the past, including a Yonko. He is a good battle tactician, being able to outsmart even Nico Robin. However, his overconfidence and laziness made him underestimate his opponents and caused his final defeat at the hands of the Straw Hat Pirates. Jinbe noted that Moriah must train more.
Like Luffy, he had many good friends in the past, considering them valuable comrades and considered himself too overconfident.[8] The loss of his crew to Kaido changed his outlook on life substantially, making him believe that subordinates are better off as zombies, as, due to their undead status, they cannot be harmed by any physical damage. They can only be "purified" by the sea or elements of the sea. Even if they were purified, he could easily find other shadows to reanimate them.

Relationships

Crews

Moriah's old crew

Moriah appears to care deeply for his old crew, and still seems to mourn their loss within. This was what apparently gave him the change of heart to turn to zombies for a crew. He even reacts quite heavily when thinking about them.

Thriller Bark

The Thriller Bark crew was very loyal and very respectful to Moriah, and always seemed to care about his well being. However, their loyalties towards Moriah seemed to be due to a myriad of reasons. For the zombies, their servitude was mainly fueled by Moriah's hold on their very being, granted to him by his Kage Kage no Mi powers. As for the humans in his crew, they continued to serve him due to the deals that Moriah seemed to have made with them in the past. That, or their goals appeared to be coincidental at the time (i.e. Perona's desire to be granted servants of her own, Doctor Hogback's eagerness to breathe life into corpses, and Absalom's want to rule over and be the king of all graveyards).
Hogback and Absalom showed their loyalty by escaping Thriller Bark with an unconscious Moriah after he was defeated, although Perona was somewhat questionable, not only attempting to flee when she feels her life is endangered, but taking all rations and treasure with her and claiming to not being involved with Moriah in any way when questioned by Kuma. However, after receiving news of Moriah's supposed death, she appeared to be distraught, and lamented his demise. Moriah on the other hand, cared very little about the zombies of Thriller Bark (save perhaps towards his more powerful ones, like the General Zombies and Oars, for reason of their strength if nothing else), as seen when Absalom informs that Brook has returned and is slaying zombies, Moriah simply put him down and turned toward another objective with no apparent concern. Though he viewed his human crew in a slightly higher standard, he didn't seem to display too much dismay if they were defeated.

Shichibukai

Bartholomew Kuma

Moriah's interactions with Bartholomew Kuma have been brief but shown a understanding. He chastises Kuma for being so loyal to the World Government and not having his own agenda. Kuma showed much patience around Moriah, offering assistance to help him against the Straw Hats despite his disrespect towards him. Moriah was gravely insulted at his offer and showed no qualms about attacking him, despite Kuma not being affected by his intimidation tactics.

Jinbe

He also seemed to have had a hostile encounter with Jinbe, since the latter knew the weakness of Moriah's zombie soldiers. The two engage in combat at Marine Headquarters, with Moriah claiming that he will steal Jinbe's shadow; however, the fishman lands a powerful hit on him before he can do so.

Donquixote Doflamingo

Moriah was also quite negative with regards to Donquixote Doflamingo, as Doflamingo damaged Little Oars Jr., despite Moriah wanting the giant intact. After the war he got into a fight with Doflamingo, when Doflamingo was ordered to kill him. He was seen on the ground bleeding while Doflamingo laughs at him and says he's too weak to be a Shichibukai and it would be better for it to look like he died honorably in the war. When Moriah asked if Sengoku ordered his death, Doflamingo mockingly sneered and said that it was someone higher than that.

Enemies

Monkey D. Luffy

Moriah is an enemy of Monkey D. Luffy, who played a huge role in destroying his army of zombies. That feeling is mutual, and they also seem to see each other as rivals, as they both aim to become the Pirate King. Moriah had also gained an interest in stealing Luffy's shadow (twice) to empower both Oars and Little Oars Jr., both in Thriller Bark and Marineford. Moriah was also the only Shichibukai to be shocked at the revelation of Revolutionary Dragon being Luffy's father.

Marines

Moriah seems to view the Marines to be no different to the people from whom he extract shadows from. He had no qualms forcibly taking the shadows of nearby Marines to empower himself against Jinbe. When Doflamingo informs him that he has received orders for his (Moria's) eradication, Moriah's reaction implied that it was Sengoku whom he suspected.

Kaido

However, Moriah's apparent biggest enemy is Kaido, who was seemingly responsible for the death of his old crew. Moriah spent ten years creating his zombie army to get his revenge against Kaido.

World Government

After the War at Marineford ended, Moriah found himself to be targeted by Doflamingo and the World Government. Moriah was deemed to be unworthy of keeping his status as Shichibukai and Doflamingo was given orders to get exterminate Moriah and make it seem like he died during the war.

Other

Before Luffy, Moriah had already made countless enemies in his search to find powerful underlings, scouring the world for corpses of powerful fighters and shadows to reanimate them, making Moriah an enemy of every victim whose shadow he extracted. Ironically, Moriah seemed to care slightly more with the well-being of his victims than his zombies, mainly because the shadows of the victims he stole them from are used to maintain the "lives" of his zombies and as such, if those people were to die then his zombies would also share their demise. Nevertheless, in his quest to acquire powerful warriors to support him in his cause, Moriah would either steal their shadows, or kill them, but preserve their bodies enough to be converted into another suitable zombie warrior.

Abilities and Powers

Gekko Moriah is shown to be smart and strategic, demonstrating keen planning on multiple occasions. He often plans ahead with his zombies, placing certain shadows in certain bodies, and altering the bodies to suit whatever his purpose would be under the circumstances. He apparently knows of the mechanics behind Kuma's ability to transport people elsewhere instantly; something that most people are not even aware of, and generally dismisses the sudden vanishing into thin air that Kuma does to his victims as an instant annihilation.
Moriah is a former Shichibukai, as well as one of the most experienced pirates in the entire Grand Line. He was said to equal the power of Kaido, one of the Yonkou. In Marineford, he was strong enough to defeat a large amount of New World pirates with no effort or injuries, aside from the strike he suffered from Jinbe. He also managed to fell Oars Jr. in one move, though others had already injured the mighty giant beforehand.
Physically, he was capable of getting up immediately after a Gomu Gomu no Pistol and a Gomu Gomu no Storm by Nightmare Luffy that toppled Oars over. He also didn't take any damage when Nami's thunder-attack struck Oars or when he took a fully powered attack from Jinbe, a fellow Shichubukai. Moriah also seems to have a strong will, as he was not rattled by Luffy's Haoshoku Haki. He also managed to sustain 1000 shadows with in his body, though it did exert him greatly. Also, even though he was crushed under the main tower of Thriller Bark, he only recieved a small injury to his head, as evidence of his appearance at Marineford.
Unfortunately, his tendency to heavily rely on underlings (or his own shadow) to fight for him in the battlefield may have contributed to his diminished prowess in single combat. Often, Moriah would leave a battle if he found it "pointless", as seen when he dismissed Luffy's challenge during the Thriller Bark Arc, since he has already extracted the Straw Hat's shadow from him. Jinbe claimed that Moriah's dependence on absorbing other people's shadow does not actually make himself stronger. By the time the Battle of Marineford ended, Doflamingo claims that the government has deemed Moriah too weak to continue to bear the title of Shichibukai, and is better off to be eliminated, although it should be noted that it still took Domflamingo and a group of Pacifistas to corner him, and he still managed to escape.

Devil Fruit

Further information: Kage Kage no Mi
Moriah ate the Kage Kage no Mi, a Paramecia-type Devil Fruit that allows him to manifest and control shadows as physical beings. It is this fruit that allowed him to build his zombie army, by depriving living beings of their shadows and implanting them in dead bodies. His own shadow can fight for him, while he does nothing but watch. The shadow is mostly solid, and can easily change its form into things like tiny bats. The shadow cannot be destroyed and will continue to reform. Moriah is able to switch his location with his shadow's location, which can also be used to dodge attacks.
Even if he has no zombies to do his fighting for him or shadows to increase his own strength, he is an ample enough fighter with just his own shadow, as seen when he used it to impale Little Oars Jr. in the chest.
Moriah is able to steal a person's shadow with the Kage Kage no Mi. The loss of that person's shadow causes them to be vaporized if they come in contact with direct sunlight (Brook for example can survive through the thick fog). Moriah is also able to create various zombies by implanting a stolen shadow into a lifeless corpse. People who have their shadow stolen are left in comas for two days. A shadowless person has no reflection, and doesn't appear in photos. If they die, the zombie with their shadow loses the shadow.
Moriah can place someone's shadow inside of someone's living body, increasing both physical strength and possibly gaining a fighting technique (for example using the shadow of a swordsman). Usually he can pick up a bunch of shadows to insert in his own body. At the end of the Thriller Bark arc he used the desperate attack "Shadow Asgard", which consists of taking every shadow from every zombie on Thriller Bark (around 1000 shadows) and absorbing them. This form increases his mass to the size of a giant, as well as giving him a monstrous boost in physical strength, enough to cut the Thriller Bark ship in half with one punch.
  • While Luffy could barely withstand 100 shadows (which was known as "Nightmare Luffy"), Moriah was able to maintain 1000 shadows in his own body with the superior control his Kage Kage no Mi granted him, although this was still over his limit as strikes from Luffy's Gear Second caused him to gradually throw up the absorbed shadows, and Zoro noted it as more of a desperate move than a trump card.

Weapons

Moriah wields a pair of giant scissors, which he uses in conjuncture with his Kage Kage no Mi, to sever people's shadows. He carries these with him all the time, so he can steal shadows even during battle, as shown when he took Robin's shadow.
The scissors are also shown to be able to disconnect at the joint, becoming two inverted swords for Moriah.[9] With shadows of capable swordsmen implanted into himself, Moriah can become a swordsman with dual swords.

History

Past

Early Years

Moriah was present at the execution of Gol D. Roger and witnessed his famous speech. This probably contributed to Moriah's old dream of becoming the new Pirate King. After the execution he, like many others, raised his flag and started to make a name for himself in the New World.

Life as a Pirate

Moriah became a pirate whose powers could rival that of Kaido, one of the Yonkou, and also became a Shichibukai. While in the New World, his entire crew was apparently killed. Their deaths affected his entire outlook about subordinates.[10] After the loss of his crew, Moriah set about trying to gain enough power to beat Kaido.
Ten years before the current storyline, Moriah, along with Absalom and Perona, sought out a man named Hogback. Upon meeting the doctor, Moriah offered him a way to bring his deceased love, Victoria Cindry, back to life. Through the use of his Devil Fruit powers, Moriah implanted a stolen shadow into the corpse and gained the doctor's allegiance in return.
Together with the doctor and Moriah's two associates, they set up the ship "Thriller Bark" and traveled to the Florian Triangle. There they began to ambush anyone who entered, looking for those with strong shadows, such as pirates with high bounties. Moriah then started making zombie minions with shadows stolen from his victims and creations supplied by Hogback.[11]
Five years ago, a skeleton named Brook came to Thriller Bark in hopes of fixing the rudder to his ship. He was captured and Moriah implanted his shadow into the corpse of Ryuma. The skeleton then returned to Thriller Bark and purified several of Moriah's zombie minions in an attempt to retrieve his shadow. Though the skeleton was defeated by Ryuma, Moriah was forced to rebuild his army from the mess he left behind.

Whitebeard War Saga

Nightmare at Thriller Bark

Walking through the graveyard, the Straw Hats are attacked by zombies but using a team attack the crew defeats them with ease. Leaving the graveyard, they encounter an old man who like Brook is missing his shadow. The man then tells them the shadow thief is a man named Gekko Moriah was is also the master of this island. After four days of sleep and some nightmares, Moriah is awoken by his servants and told of the night attack to be commenced on the Straw Hat Pirates,[12] which he then prepares for.
As the attack commences, Moriah takes Sanji's and Zoro's shadows as they are brought before him, implanting them in the zombies, Inuppe and Jigoro respectively. Later, Luffy was brought to Moriah. Moriah reveals his desire to be pirate king. Luffy, who is tied up in a cage yells he will be Pirate King. Moriah and his chief officer converse on they're aims when the three solider guarding him yelled out he ate the steel cage and is escaping. Perona lets loose a few ghosts who subdue him with there negative attack. With that Gekko Moriah begins to remove Luffy's shadow while Nami, Usopp, and Chopper watch in horror from Kumashi.
With his shadow removed, Luffy loses consciousness. With this shadow, he decided to place it in the giant 900th zombie, named Oars. A zombie he stated would be the most powerful in history, and strong enough to beat Kaido. Moriah then orders the Spider Mice to take Luffy back to his ship. Before they leave, the Spider Mice inform him of Talleran's defeat.
The Spider Mice trap Luffy and rush off down the stairs taking him to Moriah. Absalom is concerned about Brook but Perona doesn't know about him. Moriah, not bothered by this development, orders his three personal zombies to open the door to the Freezer where zombie 900 is stored. In the tunnel of the freezer, all the leaders of Thriller Bark are excited about their plans for the future. They enter the chamber, where this enormous giant twenty times Moriah's size rests. Moriah declares it was once the great conqueror known as Oars. Moriah walks on one of the chains supporting Oars and inserts Luffy's shadow. The monster becomes awake and roars for food. Moriah has his zombies bring Oars tons of food to eat. The zombies watch in shock as Oars consumes vast amounts of Thriller Bark's stores and still wants more food. Moriah tells Oars who he is and that he is now his minion but Oars declares he will be pirate king and proceeds to break out of the freezer much to the astonishment of the zombies.
Luffy later reaches Moriah and demands the return everybody’s shadows and that he will kick Moriah's ass, prompting Moriah to ask how exactly Luffy will do that and even if Luffy beats him up or even kills him the shadows will not return unless he orders them to do so. Luffy rears up for a Gomu Gomu no pistol only to have it blocked by Moriah's shadow, his duplicate Doppelman. Moriah then tells Luffy that in the past he was too overconfident in his own ability and ambition and learned the importance of having strong subordinates so their power can make him pirate king without himself having to lift a finger.
Luffy retorts that he will be pirate king and Moriah reveals that a shadow’s master can sometimes leave a very strong will behind, but it’s still just a matter of time until that will fades and they become another obedient zombie. Moriah's shadow turns into several black bats to block Luffy's attacks and then starts to bite him making Moriah ask how this is "kicking my ass?". Luffy jumps down into the freezer causing Moriah to think Luffy is trying to escape only for Luffy to launch a Gomu Gomu no Stamp through the ledge Moriah is sitting on literally kicking his butt behind.
Moriah commanded him to rampage through Thriller Bark, assemble the Straw Hats, beat them and put them on their ship. Luffy then starts chasing after a smiling Moria. He leads Luffy deep within the forest of Thriller Bark and then switches with Doppelman the moment Luffy caught him.[13] Doppleman then leaves Luffy in the middle of the forest and returns to Moriah's feet.
Moriah, on the other hand, had been hiding in his dance hall while his shadow lured Luffy away. He is then greeted by Bartholomew Kuma just as his zombie minions, Gyoro, Nin, and Bao come in to report what was happening to Thriller Bark. Kuma then informes Moriah that Crocodile's successor was found. He also informs him to be careful to be not defeated by the Straw Hats. Moriah, not believing this, tells Kuma to just sit back and watch him as he defeats the Straw Hats.[14]
Using his Doppelman switching technique, Moriah enters Oars' stomach and aids the behemoth against the Straw Hats he isfighting with. With his Devil Fruit powers, Moriah aids Oars with his technique by making the behemoth's body stretched during the battle. Slowly, Moriah and Oars defeat each Straw Hat one after another. In the middle of the battle, Moriah ismomentarily held back by Robin's Hana Hana no Mi powers however, he stops her by cutting off her shadow and continues aiding Oars in the behemoth's belly.
With Moriah aiding Oars both by allowing the Giant's body to stretch and protecting his mouth from swallowing salt, Moriah and Oars were about to defeat the last two Straw Hats, when they were suddenly saved by Luffy.[15] With Luffy in the scene, Moriah was then suddenly shocked when the Luffy stopped a punch from Oars and threw the behemoth several yards away. To Moriah's surprise, Luffy had suddenly become extremely powerful and was now able to land massive hits on Oars.
As Moriah tumbled around within Oars' belly as the behemoth took hits, the Shichibukai decided to get out before anything could happen to him. Unfortunately, Moriah was just then punched in the face by Luffy. Moriah was then caught in middle of a barrage of punches sent by Luffy's Gomu Gomu no Storm against the Shichibukai and Oars.[16] Moriah, however, would not be defeated so easily and managed to recover in the process finding out how Luffy was able to gain his power boost.
Angered at the loss of his ship, he uses a mass of tendrils emanating from his body, and sucked their shadows into himself. This gave him a massive power boost and transformed him into a large, lizard-like form.[17]
This form, while more powerful, was also quite unstable; filled to the brim with shadows, Moriah would occasionally overspill and burp them up. Luffy used this to his advantage during their battle, targeting Moriah's stomach to make him give up more shadows.
Though both combatants fought hard, Moriah - beginning to realize the futility of the situation that he recklessly flung himself into - was eventually hit by Thriller Bark's toppling mast, effectively pumping his stomach and making him give up all the shadows. Before passing out, he mockingly told Luffy that his time on Thriller Bark is nothing compared to what he'll experience in the New World.[18] He was seen lying unconscious on a ship, being steered by Absalom and Hogback, and on its way away from Thriller Bark.

War at Marineford

After his defeat at Thriller Bark, he had come out of hiding to answer the call of the Shichibukai to battle Whitebeard and joined the war. He later was shown dining with the other Shichibukai, except for Jinbe and Boa Hancock, with bandages on his head from his fight at Thriller Bark. He was sporting a frilled blue trimmed cape looking quite vexed.
In the anime, it showed him sitting in a guest room with the other Shichibukai at Marineford during the assembling of troops quietly plotting. When the broadcasted execution of Ace started, he, alongside Bartholomew Kuma, Donquixote Doflamingo, Dracule Mihawk and Boa Hancock stood, ready for the battle ahead. He was surprised to learn that Portgas D. Ace is Gol D. Roger's son when the news was revealed. Upon the arrival of the Whitebeard Pirates, he became excited daring them to fight.
When the war started, upon discovering that Little Oars Jr. is under the command of Whitebeard, Moriah expressed an interest in taking the giant's corpse to recoup for his loss of Oars at Thriller Bark. For this reason, when Doflamingo cuts the right leg of the giant with his powers, Moriah gets angry with him, and decides to finish off Little Oars Jr., using a shadow blade to achieve this.
When Luffy and his fellow Impel Down escapees fall from the sky and onto the battlefield, Moriah screamed Luffy's name in apparent rage. He then summons an army of zombies from fresh corpses of Marine soldiers and pirate alike. He attempts to have his zombies fight Luffy saying he wants to use Luffy's shadow to reanimate Oars. Jr, only to have Jinbe splash them with saltwater and reduce them to lifeless bodies.
After learning that Luffy's father is Dragon, he appears speechless. He then gets into a fight with Jinbe, though Jinbe manages to strike Moriah. He is later seen provoking the Whitebeard Pirates' 10th squad captain Curiel into a fight on the battlefield, stating that he would enjoy seeing Whitebeard die during the war.
When Whitebeard gets stabbed by Squardo, Moriah was seen with a look of gleeful delight on his face. As the war stretched on in the plaza, Moriah fought the Whitebeard Pirates and their allies until Whitebeard created a fissure to separate the pirates and the Marines. When Whitebeard met his end at the hands of the Blackbeard Pirates, Moriah is seen smiling, being true to his earlier statement of enjoying to see Whitebeard die.
After Shanks arrives with the purpose of bringing the war to an end, Moriah continues to smile, standing ontop a pile of dead bodies. When Sengoku calls the war off, he stands down along with the rest of the Shichibukai and Marines.

Post-War Arc

After the war, Moriah is seen, in the backstreets of Marineford being brutally attacked by Doflamingo and a group of Pacifista because, according to the former, Moriah was deemed to be far too weak to continue serving as a Shichibukai, and that it would be better if he was eliminated here with the world believing him to have died in the war. When Moriah questions if the order was from Sengoku, Doflamingo sneers "higher than that" implying that either Commander-in-Chief Kong or the Gorosei were behind it.
Perona later claims that a newspaper article states that he died in the war, though Mihawk questions the validity of this as he recalls that Moriah was alive at the end of the battle, being unaware of the fact that Doflamingo was ordered to kill him.
It is later revealed that Moriah disappeared before Doflamingo could deliver the killing blow. Doflamingo wonders if Moriah's Devil Fruit could be the cause of his disappearance. However, Doflamingo said Moriah was critically injured and would die no matter what he did.

Major Battles

Early One Piece

One Piece Green: Secret Pieces revealed early concepts of Moriah. We can see how Moriah underwent many transformations before becoming his official appearance. One picture shows us an early concept of Moria that looks nothing like his current look, with him wearing a strange mask and a hood. The other shows how first, Moriah was supposed to be a pastor who had a split personality, and even after his appearance became closer to that of what he is now, his setting was a schemer that sets traps.

Translation and Dub Issues

In the characters description and summary of Volume 47 (page 5) Moriah is stated as 元七武海 "moto Shichibukai", which can be translated to "former Shichibukai" which is inaccurate. However this never appeared in the actual chapters.
Another common mistake is that his nickname is believed to be King of the Depths. In reality, the full name for the Shichibukai is "Below King Seven Armed Seas". It was the "Below King" part that caused confusion to many people, thus giving the impression that "Below King", or "King of the Depths", is his nickname.
His surname is not only based on the Japanese word for moonlight, Gekkou, but the center of his name makes the word "koumori" which is Japanese for bat. Also, Mori is Latin for "to die". Example: Memento mori ("Remember you must die"). However saying "Moriah" is based on this word could be considered a case of False etymology as Oda has never confirmed this.
It is also possible that the character's name makes reference to the novel "The Island of Dr Moreau", by H. G. Wells, in which a man gets stranded on an island in which a scientist by the name of Doctor Moreau makes experiments, creating monsters by mixing body parts of animals and men. The similarities between the plot of the novel and the elements of the Thriller Bark arc, along with the similar sounding names of the masters of the islands, seem to confirm the idea that at least in part Moria's name is a reference to Moreau.


 sumber onepiece.wikia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Link Exchange

Favicon1
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme